New experience: bersama PPMI Arab Saudi

Hai. Assalamu alaikum :)

Sesuai dengan judul yang tertera di atas, maka tulisan saya kali ini akan memaparkan tentang pengalaman (pertama) saya dengan organisasi ini. Saya  akan  berusaha menceritakan ulang sesuai dengan apa yang saya alami. Sebelumnya, jika terdapat kesalahan dalam pemaparan saya akan informasi yang berhubungan dengan organisasi ini, mohon maaf dan mohon dimaklumi. Karena pada awalnya pun saya benar-benar meraba-raba, tidak tahu apa-apa. Tidak mengerti tentang organisasi ini, namun setelah mengikuti Musyawarah Besar beberapa waktu lalu, akhirnya sedikit demi sedikit membuka mata saya dan saya mulai mengerti. Oh ini tohhh PPMI. Hehe dan sebenarnya tulisan ini saya posting bukan di tanggal dan hari yang sama dengan diadakannya Musyawarah Besar organisasi  ini. Karena satu dua hal yang membuat saya terus menunda untuk menulis. Baiklah…..

Jadi, apa sih PPMI itu?  
PPMI Organisasi  yang bergerak dalam bidang apa?

Okay. 
Jadi PPMI ini adalah sebuah organisasi yang menghimpun para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Arab Saudi. Awal mulanya dibentuk di Madinah Al-Munawwarah pada 25 Februari 2001. Sudah cukup lama ya.  Adapun visi mereka adalah untuk "membentuk cendekiawan religious yang berwawasan global sebagai kader pemimpin dan penerus perjuangan bangsa"  
Dan jujur, saya tidak pernah tahu kalau di Arab Saudi ada sebuah organisasi seperti ini. Selama ini saya pikir adalah sebuah ketidakmungkinan untuk mendirikan organisasi asing di Negara kerajaan ini. Namun pemikiran saya selama ini dipatahkan dengan adanya organisasi ini. 

Singkat cerita, jadi beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 6 April 2017, organisasi ini menggelar acara Musyawarah Besar  atau biasa disingkat MUBES yang diadakan 2 tahun sekali. Dan kebetulan kali ini bertempat di sekolah saya, SI Makkah. Acara tersebut dihadiri oleh banyak delegasi atau perwakilan dari berbagai kota yang ada di Arab Saudi diantaranya, Makkah, Madinah, Riyadh, Dhahran, Jeddah dan lain sebagainya. Dihadiri oleh bapak Pensosbud, 4 orang mahasiswi Ummul Qura Makkah serta melibatkan 6 orang siswa/I SMA SI Makkah termasuk saya salah satunya.

Setahu saya, tujuan mereka mengikutsertakan kami dalam acara itu adalah untuk mengedukasi dan memperkenalkan cara berorganisasi kepada kami. Merupakan sebuah kebanggan bagi saya karena dilibatkan dalam acara langka tersebut dan merupakan sebuah kehormatan bagi saya karena diberi kesempatan untuk bisa mengenal organisasi ini lebih dekat. 

Jadi acara dimulai pukul 10 pagi dan berakhir pukul 7 ba’da magrib. Diawali dengan sambutan dari sederet orang-orang penting, kemudian persidangan, dan pemilihan calon ketua PPMI baru serta diselingi dengan ISOMA, istirahat sholat makan. hehe

Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan. Acara ini mengenalkan saya akan prosedur sebuah persidangan, cara menyampaikan pendapat tanpa menyakiti oranglain, cara berbicara seorang pemimpin, cara menyelenggarakan sebuah acara Musyawarah dengan benar dll. Dan itu semua menjadi bekal bagi saya yang juga aktif di organisasi sekolah atau OSIS.

Sejak awal acara dimulai, peserta sidang saling melontarkan pendapat dengan bahasa intelek yang luarbiasa buat saya tercengang. Serasa sedang membaca kamus. Asing.

Kan katanya "kepintaran seseorang bisa dilihat dari cara bicara dan mutu pembicaraan nya" Kecerdasan yang mereka miliki benar-benar membuat saya takjub.
Membuat saya merasa ilmu saya sangat sedikit. Kemampuan saya jauh sekali jika dibandingkan beliau-beliau. MasyaAllah.
Sampai akhirnya sempat terjadi perbincangan kecil antara saya dan seorang kakak kelas yang saat itu juga hadir 

“kalo gini, saya percaya sih kalau orang Indonesia sebenarnya pintar. Ga kalah sama orang Eropa yang hidupnya sudah serba mesin”

“iya MasyaAllah. Tapi heran ya, kenapa berita yang disorot di Indonesia selalu yang jelek-jelek. apa iya orang asli Indonesia  yang berprestasi ada di luar negri semua sarangnya?”

“Rupanya masih tanda tanya besar itu sih. Patut dipertayakan ke pihak yang berwenang di bidang pendidikan Indonesia. Entah salahnya dimana” 

Mungkin ada benarnya bahwa yang membuat orang-orang Indonesia terkenal jeleknya dimata dunia ya karena selama ini memang yang berkoar-koar adalah mereka yang suka cari keributan. 
Yang dituhankan ya mereka-mereka yang suka cari sensasi di media sosial.
Yang dijadikan panutan ya mereka yang sekedar 'tong kosong nyaring bunyinya'.
Kemudian juga pengaruh media yang mengekspos sesuatu tidak mementingkan mutunya tapi ratingnya. Yang di puja-puji, yang di agungkan ya orang luar, orang asing.
Sedangkan mereka yang berprestasi tidak dihargai di negeri sendiri. 
"Harus keluar negeri dulu baru bisa di kenal, baru bisa di appreciate" begitu ibaratnya.
 Miris sih melihatnya.
 Wallahu a'lam.

Niatnya sih hanya ingin berbagi pengalaman tapi meleber kemana-mana. haha.

ohiya dan terimakasih saya ucapkan untuk bapak yang namanya tidak saya ketahui
terimakasih karena sudah memberikan hiburan gratis untuk kami. haha,

jadi gini ceritanya, menjadi peserta acara yang berdurasi luar biasa panjang membuat rasa kantuk kerap menghampiri, namun akhirnya semua bisa kami kendalikan karena kehadiran bapak-bapak tersebut. beliau duduk persis di depan kami. selama acara berlangsung bapak tersebut selalu mengubah posisi duduk setiap sekian detik, dan tingkah beliau tersebut mengundang tawa, ditambah lagi dengan dresscode yang beliau kenakan. Dengan santainya beliau mengenakan atasan batik dan celana pendek pantai untuk sebuah acara yang terbilang formal.

Tapi patut diacungkan jempol untuk rasa percaya diri yang beliau miliki dan keikutsertaan beliau dalam acara tersebut.
Aduh! menertawakan orangtua, semoga saja karma tidak berlaku. haha

baiklah, saya cukupkan sampai disini. 
Akhir kata, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Comments

Popular posts from this blog

MEMORI RAYA | 24 MEI 2020

RAYA KEDUA || 5 JUNI 2019

VACCINATED! | 02 JULI 2021