Posts

VACCINATED! | 02 JULI 2021

Tepat satu minggu setelah vaksinasi dosis pertama Vaksin Covid-19. W aktu yang pas untuk bercerita kayaknya , ya . Sebelumnya saya terbilang cukup sering tanya sana-sini mengenai efek samping pasca vaksin yang dirasakan teman-teman atau keluarga yang sudah lebih awal divaksin. Sebagai bahan pembanding, dan untuk melatih kesiapan diri saja sebenarnya. Karena saya sempat maju mundur mencoba untuk vaksin. Bukan tidak percaya, lebih kepada kesiapan saja. Lupa persisnya, intinya di suatu hari di bulan Juni, tersebar link untuk pendataan mahasiswa yang belum mendapatkan slot vaksin di kampus saya. Saya coba isi, tapi belum ada kepastian. Kemudian, sempat beberapa kali ada ajakan di luar itu tapi saya tunda-tunda dan tidak terlalu pikirkan, saya angap seperti angin lalu saja. Nah, yang kemudian menjadi trigger utuk “ayok lah gas vaksin” adalah setelah saya berkegiatan cukup intens di luar rumah. Setiap pulang saya parno sendiri, mengkhawatirkan ibu dan adik yang berpotensi tertular kalau

Organization Basic Training | 19-20 JUNI 2021

Image
  Out of Topic, jujur kadang saya bingung dan parno sendiri melihat viewers dari tulisan yang saya upload. Siapa saja mereka? Apa yang akan mereka pikirkan tentang saya? Terkadang juga ada keinginan untuk meniadakan link blog ini dari Bio Instagram saya, tapi entah mengapa keinginan yang tidak pernah terlaksana haha. saya masih ragu-ragu. Karena masih hangat dalam ingatan, saya memutuskan untuk mengabadikan dalam bentuk tulisan (lagi), tentang perjalanan saya menyatu dengan alam beberapa hari yang lalu. Selain karena sedang tidak ada kegiatan, alasan saya beberapa bulan lalu mengikuti seleksi hima prodi ini juga karena saya sudah cukup rindu dengan atmosfir organisasi, rindu teman-teman organisasi ketika sekolah dulu. Sudah mulai muak dengan kuliah online dan berdiam diri di rumah melulu. Anyway, kegiatan alam ini berlangsung selama dua hari. Karena kota tempat tinggal saya dan kampus berbeda, seperti biasa saya harus berangkat beberapa hari sebelumnya. Sebenarnya sangat memungki

INSECURITY VOL. 2 | 25 JUNI 2021

Image
Menahan diri untuk tidak menulis terlalu banyak saat sedang kacau, seperti pesan yang dititipkan eyang Sapardi, sudah ku lakukan.  Entah sudah kali keberapa aku mengulang kalimat pamungkas ini. Tapi menurutku ini penting sebagai pelindung emosiku . Tulisan yang ditulis ketika sedang sedih atau ka c au - balau akan menjadi sangat cengeng dan sangat bukan diriku. Karena ego lah yang akan banyak mengambil peran, dibandingkan dengan akal sehat.  Jadi , sedih dan kacaunya sudah berlalu, beberapa hari lalu,  hari ini tertinggal serpihannya saja. Saat itu, aku mengalah dan memutuskan untuk  menarik diri mundur beberapa langkah untuk melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas dan lebih adil tentunya. Ku akui, hari ini aku menjadi lebih adil terhadap diriku sendiri, dan kondisi yang aku alami. Jika tidak, mungkin aku akan sepenuhnya menaruh beban pada situasi, mengasihani diri sendiri berlebihan, atau parahnya lagi mungkin saja menuduh orang lain atas gelisah dan ketakutanku semat

KDMI 2021 | 06 APRIL 2021

  —saya menang dan berhasil mengalahkan ego saya sendiri.   Judulnya mengawali April 2021 dengan sesuatu yang mendebarkan, ‘secara tidak sengaja’. Padahal bulan lalu saya sempat berjanji pada diri sendiri untuk lebih banyak bersyukur dan mengurangi beban pikiran di bulan yang akan datang —April. Tapi apa daya, Tuhan punya rencana-rencana yang tidak terpikir oleh saya. Pada suatu siang dengan pikiran kosong, saya membuka group chat organisasi di whatsapp, karena bunyinya cukup bising dan mengalihkan perhatian saya yang sedang asyik mengawang-awang dalam lamunan sendiri. “oh, ada lomba debat” batin saya. setelah beberapa menit berlalu topiknya tidak kunjung beralih, rupanya mereka membutuhkan anggota yang bersukarela mengajukan diri untuk menjadi peserta lomba. Saya tidak terpikir apapun, awalnya, karena memang tidak tertarik. Lagipula saya punya rekam memori yang kurang mengenakkan dengan lomba semacam ini. Entah angin apa yang membuat saya goyah, tiba-tiba saya menghampiri ibu da

03.03.2021

Image
  — Dua tiga kali pertanyaan yang sama dilontarkan “Untuk apa, Wal?”   Saya sering berpikir dan mencoba menyampaikan suara tentang “terkadang lebih baik banyak mendengar daripada berbicara” , saya tidak setuju ketika bising dunia dipenuhi oleh mereka yang punya keberanian saja. Di lain sisi, mereka yang juga punya potensi sama harus menelan ludah, terhalang malu karena takutnya lebih besar.   Takut suara pelannya tidak terdengar atau didengar, tipis sekali perbedaan artinya tapi jelas dua kondisi yang berbeda. Orang bilang, kita akan mudah berempati ketika mendapati hal tersebut juga terjadi dalam hidup kita. Tanpa sadar kita merasa memiliki keterikatan dan punya kesempatan yang setara untuk ikut serta atau membela. Berangkat dari pengalaman menjadi orang yang punya ketakutan. Menciut ketika   dihadapkan dengan massa yang besar, atau ketika diminta untuk menyampaikan pendapat dan keluh kesah perasaan sendiri. Hambatan ini yang membuat saya melepas banyak kesempatan, mengubur bany

14.01.2021

Image
Semulanya, ini ditujukan sebagai tulisan singkat yang hanya akan saya simpan dalam draft, untuk saya pribadi. Tapi entah alasan apa yang membuat saya berubah pikiran. Semalam, saya cengeng sekali. Entah bentuknya seperti apa musuh yang menyentil perasaan saya sebegitu kuat. Setelah menonton sebuah video, tidak dengan aba-aba apapun saya dipenuhi banyak tanya. Kuat-kuat saya menahan, mencoba mengalihkan fokus. Justru lebih kuat pikiran saya menghantui. Untuk pertama kalinya saya takut pada diri sendiri, terlebih dengan yang di dalam kepala ini. Saya menangis untuk sedih yang saya tidak tahu apa hulu dan muaranya. Seperti biasa, saya mencoba diam dengan harap yang meronta-ronta ini berhenti dengan sendirinya. Ternyata tidak semua bisa kita pendam sendiri.  Entah dengan arahan dari mana saya segera mengetik pesan kepada abang saya, dengan isi  "do you have time? I wanna talk" saya ingin bebaskan semuanya. ini jarang sekali terjadi, bahkan hampir tidak pernah. Tapi saya merasa sa

2021: Find That One Reason!

Image
  Hai semua,  Apa kabar? Semoga kamu tidak sedang terengah-engah dengan setengah napas berlari dari Januari hingga Desember ini. Ternyata tanpa sadar jarak antara blog terakhir yang saya buat dengan yang satu ini cukup jauh ya. Setengah tahun, yakni enam bulan. Kalau diibaratkan kuliah, sudah naik satu semester. Lumayan satu langkah menuju wisuda. Sejujurnya, ada segelintir rasa bersalah dalam diri saya karena sempat menganaktirikan platform ini. Padahal dulu, ini adalah salah satu pelarian yang ampuh dan sangat saya sayang-sayang. Hingga dia tumbuh dan beranak pinak. Walaupun tidak besar, tapi nyawanya saya rasakan; dia hidup bagi saya. Dua ribu dua puluh akan berakhir, tepat satu malam sebelum pergantian saya dibuat termenung. Dalam kepala saya seperti sedang ada keluarga yang camping , mungkin berlibur dalam rangka menutup akhir tahun. Tapi pasti dengan persiapan yang rumit dan tidak sederhana, berlibur di tengah pandemi ini. Dengan terpaksa menyertakan masker untuk satu keluarga,