Organization Basic Training | 19-20 JUNI 2021

 

Out of Topic, jujur kadang saya bingung dan parno sendiri melihat viewers dari tulisan yang saya upload. Siapa saja mereka? Apa yang akan mereka pikirkan tentang saya? Terkadang juga ada keinginan untuk meniadakan link blog ini dari Bio Instagram saya, tapi entah mengapa keinginan yang tidak pernah terlaksana haha. saya masih ragu-ragu.

Karena masih hangat dalam ingatan, saya memutuskan untuk mengabadikan dalam bentuk tulisan (lagi), tentang perjalanan saya menyatu dengan alam beberapa hari yang lalu. Selain karena sedang tidak ada kegiatan, alasan saya beberapa bulan lalu mengikuti seleksi hima prodi ini juga karena saya sudah cukup rindu dengan atmosfir organisasi, rindu teman-teman organisasi ketika sekolah dulu. Sudah mulai muak dengan kuliah online dan berdiam diri di rumah melulu.

Anyway, kegiatan alam ini berlangsung selama dua hari. Karena kota tempat tinggal saya dan kampus berbeda, seperti biasa saya harus berangkat beberapa hari sebelumnya. Sebenarnya sangat memungkinkan untuk berangkat H-1 atau H-beberapa jam, tapi saya tidak pernah yakin dengan hasil yang saya dapatkan dalam kondisi terburu-buru. Mesti well-prepared banget anaknya hahahkarena seringkali hal-hal spontaneous merubah mood saya turun secara drastis Tapi juga sebenarnya karena memang ada persiapan yang harus dilakukan beberapa hari sebelumnya, yaitu kami dibagi menjadi beberapa kelompok/divisi, dan diminta untuk mempersiapkan sebuah tampilan pensi serta yel-yel kelompok seperti pada umumnya. Saya rasa ini sudah tradisi turun-temurun hima.

Menurut saya chemistry antar orang dalam sebuah kelompok itu cukup penting, oleh karena itu saya sangat senang ketika kelompok saya akhirnya memutuskan untuk bertemu beberapa kali sebelum hari H. Saya menyadari, ternyata saya sangat suka dan tertarik pada kerja kelompok kecil, saling berbagi sudut pandang, berbagi tugas dan saling mengenali satu sama lain dari hal-hal kecil tersebut. Dalam kelompok kecil saya lebih berani menyuarakan pemikiran, tidak salah sepertinya ketika nenek dan kakek saya dulu pernah memberi saya julukan “si jago kandang” tapi ya, OOT lagi, dari hasil saya membaca mayoritas anak-anak yang jago kandang cenderung memiliki genetika terhadap kecemasan. Dengan kata lain, rasa gelisah dan cemas yang saya dan teman-teman yang diberi label “jago kandang” ini diwarisi atau diturunkan oleh orang tuanya. Saya jadi tertarik untuk mempelajari atau mungkin akan membahas perihal ini di lain waktu.

Anyway, setelah beberapa kali pertemuan tersebut kami ber-6 menjadi lebih mencair, saya akui. Kalau saya boleh sebut nama, mereka adalah Kimi, Yuki, Fadli, Intan, dan Aqib yang pada akhirnya nama ini kami susun dalam sebaris kalimat yel-yel kami. Selain persiapan penampilan, kami juga mempersiapkan barang keperluan selama di tempat perkemahan, barang untuk membangun kemah dan kebutuhan pribadi kami. Ini bukan kali pertama saya mengikuti kegiatan alam yang serupa, sebelumnya juga beberapa kali saya pernah mengikuti latihan dasar kepemimpinan ataupun pengukuhan anggota pramuka. Seharusnya sudah tidak asing kan ya, tapi tetap saja saya cemas, degdegan, dan memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

Jadi, ceritanya dimulai dari sini, pagi hari pukul 6 saya dan dua orang teman, yang menemani saya di kost beberapa hari ini, segera bersiap dan melengkapi barang bawaan kami. Kemudian masing-masing dari kami segera memesan ojek online untuk menuju tempat perkumpulan, di kampus which is jaraknya Cuma 400an sekian meter, tapi karena barang bawaan yang cukup berat kami memutuskan untuk ‘yaudahlah nge-ojek aja’. Saat sudah berkumpul dengan teman-teman lainnya, kami diarahkan oleh kakak panitia untuk menaiki truck TNI punya, kemudian ketika sudah penuh dan dirasa cukup, kendaraanpun mulai bergerak. Beberapa orang teman merasa khawatir akan mengalami mabuk perjalanan, mengingat ini bukan mobil yang biasa ditumpangi ketika bepergian. Beberapa dari mereka mulai merasa mual dan pusing di tengah perjalanan. Tapi, puji syukur, saya tidak apa-apa, merasa seru-seru saja dan aman sampai ke tempat tujuan. Bocoran info, justru saat kegiatan berlangsung saya merasakan sakit kepala yang non stop. Saya sampai menghabiskan 4 tablet obat sakit kepala dalam kurun waktu 24 jam. Saya tahu ini tidak dibenarkan, tapi mau gimana lagi (?)

    Long story short, sesampainya kami di tempat, sesaat setelah menurunkan barang bawaan, panitia membagi tempat untuk pembangunan tenda setiap tim. Totalnya ada 7 tim, dengan masing-masing bindam yang mengarahkan. Setiap kelompok mulai berbagi beban, bersama-sama mendirikan tendanya. Setelah merapikan barang bawaan, sedikit menyusun tas ke dalam tenda mungil, saya dan teman-teman kelompok menyantap makanan untuk makan siang kami. Kami diberikan waktu untuk beristirahat sejenak, tidak lama kemudian panitia kembali membunyikan sirine, sebagai alarm untuk seluruh peserta berkumpul di tengah lapangan. Kami diminta untuk membuat lingkaran besar, dan mulai memainkan game yang dijelaskan oleh panitia, katanya sebagai pemanasan sekaligus kegiatan awal dari seluruh rangkaian kegiatan yang akan kami hadapi. Kemudian dilanjutkan dengan permainan yang melatih kekompakkan tim. Beberapa orang yang dianggap kalah, atau tidak mengikuti aturan  akan diberikan hukuman. Hukumannya yaitu memberikan sebuah gombalan untuk peserta lain yang dipilih secara mandiri. Cukup mencairkan suasana dan menjalin keakraban satu sama lain.

    Sesi games terpaksa harus dihentikan, karena langit yang mulai menggelap dan mendung. Sesuai dugaan, hujan deras pun turun. Semua melarikan diri ke dalam tenda, menyelamatkan barang dan menyelamatkan tenda agar tidak roboh tertiup angin, terguyur dengan derasnya air hujan. Saya dan teman-teman kelompok benar-benar basah kuyup, dikarenakan tenda kami yang cukup kecil dan pertahanan atap tenda yang juga tidak begitu kuat. Tidak apa-apa, yang terpenting adalah barang kami tetap dalam keadaan aman.

Hujan berlanjut cukup lama. Badan mulai bergetar kedinginan. Setelah hujan reda kami segera berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai, begitupun dengan para panitia. Setelah semuanya berganti pakaian, kami kembali berkumpul dan diinfokan bahwa kegiatan kami berikutnya adalah Focus Group Discussion. Setiap kelompok diberikan topic permasalahan yang harus didiskusikan dan temukan jalan keluarnya. Masih sama, berkaitan dengan organisasi. Karena sudah menjelang magrib, kami pun kembali ke tenda masing-masing untuk ishoma. Sembari makan, kami membahas dan mendiskusikan jawaban yang akan kami sampaikan nanti. Semua anggota kelompok harus berkontribusi, harus mendapat bagian penyampaian. Setelah setiap kelompok tampil, acara dilanjutkan dengan pensi. Semakin gugup, beberapa kali saya bergumam pada diri sendiri “jadi kangen suasana haji, persis banget nuansanya kalo lagi di arafah-mina, bedanya ga pake ihram” hahah de javu gitu ceritanya.

Api unggun mulai dinyalakan, semua duduk mengelilingi. Nyaman sekali, sedikit membawa hangat setelah hujan. Kami menjadi performers pertama, dikarenakan salah satu anggota kelompok kami ada yang sedang sakit. Selesai tampil, dia segera beristirahat di tenda. Awalnya saya berniat untuk menemaninya, karena memang kepala saya juga sedang sakit-sakitnya. Tapi di pertengahan, ketika teman yang sedang sakit ini terlelap tenang saya memutuskan untuk kembali bergabung dengan teman-teman di depan api unggun. Cukup khawatir pada diri sendiri di tengah tenda-tenda yang sepi, karena jujur saya sulit memfokuskan pikiran. Mencegah yang tidak-tidak.

Semua penampilan sangat menarik, dingin semakin terasa. Panitia meminta kami untuk kembali ke tenda untuk segera beristirahat. Untuk orang yang sudah pernah mengikuti kegiatan seperti ini, pikiran-pikiran mengenai jurit malam yang mengerikan dan menguji mental mulai bermunculan. Selain karena sedang sakit kepala, mengkhawatirkan kegiatan malam membuat saya terjaga. Kalau boleh menebak dari suasana dan dinginnya, mungkin saya mulai terlelap ketika menyentuh pukul 1 malam. Karena saya tidak memegang hp ataupun jam tangan, jadi kira-kira saja. Benar saja, kami dibangunkan panitia sekitar pukul 2/3 pagi.  Dengan pelan, nyaris tak terdengar suara mereka membangunkan kami. Terdengar sangat sopan. 180 derajat berkebalikan dengan dugaan saya. Sejak di rumah, ibu sudah mengingatkan dan mewanti-wanti saya untuk mengontrol diri, karena saya sering terkejut yang extra ketika dibangunkan tidur secara tiba-tiba, tidak punya riwayat jantung tapi ya begitu adanya.

Panitia yang membangunkan kami menyarankan kami untuk menggunakan sandal saja karena jalan yang akan kami lewati cukup becek pasca hujan. Kami masih dengan almamater masing-masing, membawa dua senter dan segera berjalan mengikuti kakak panitia yang memandu. Salah seorang teman kami yang sakit terpaksa harus ditinggal untuk kegiatan ini, mengingat kondisinya. Badan saya sedikit bergetar beberapa puluh meter pertama sampai pada pos satu, seperti biasa kami melewati beberapa pos dengan pertanyaan yang berbeda. Yang sedikit lucu dan memorable adalah saat kami terkecoh di pos pengecoh. Padahal saya sudah wanti-wanti. Saya sempat agak kesal, dan mendiamkan teman-teman sepanjang perjalanan. Mood ketika bangun tidur memang tidak tertebak. Dan karena saya berpikir, jikalau kami salah langkah kemungkinan akan ada hukuman yang diberikan untuk kami di penghujung nanti. Saat mengetahui hal itu tidak ada, saya merasa bersalah pada teman-teman tim saya karena sempat mendiamkan mereka. Saya meminta maaf dan mereka menyambut dengan baik sekali dan memaklumi.

Setelah selesai kegiatan keliling a.k.a jurit malam, kami diperkenankan kembali ke tenda. Akhirnya kami semua kembali tertidur hingga sinar matahari menembus dinding tenda. Saat terbangun kami tertawa dan berbagi cerita tentang apa yang terjadi semalam, sambil mempersiapkan materi untuk kegiatan berikutnya. Iya, orasi, satu kegiatan yang sangat menyita ketenangan kami. Jujur, sempat beberapa kali terucap dari mulut kami “andai tidak ada orasi, mungkin kegiatan ini akan lebih menyenangkan dan saya bisa menikmati”, kegiatan yang cukup membebani pikiran. Membayangkan diri sendiri berdiri di depan semua orang lalu bersuara menyampaikan pidato formal dengan lantang saja sudah mengerikan.

Sebelumnya, ketika angin pagi masih segar-segarnya kami bersenam-ria. Saya ikut berdiri dengan sisa-sisa sakit kepala yang kadang kala masih terasa pusingnya. Sebuah kejujuran lagi, saya tidak pernah hafal senam  gemu famire sejak saya sekolah dulu. Jadi ya, ngalur ngidul nggak jelas aja ahahah.

Sekitar pukul 8 atau 9 pagi, sesi orasi pun dimulai. Nervous bukan main. Melihat teman-teman dapat dengan leluasa berbicara membuat saya minder. Saat sampai giliran pun, saya seperti hidup tidak hidup rasanya. Mengawang, entah materi apa yang akan saya sampaikan, meskipun sudah saya tulis di handphone bebapa outline yang akan saya sampaikan. Saat kembali ke tempat duduk, tanpa sadar saya menangis, merutuki kekurangan saya dan penampilan yang jauh dari kata memuaskan. Mungkin karena saya berekspektasi saya bisa berikan sesuatu yang lebih daripada itu, nyatanya saya tidak mampu. Masker adalah penyelamat saya saat itu untuk sedikit menutupi mata sembab.

Seusai penampilan orasi, dilanjutkan dengan pengumuman pemenang beberapa nominasi, disusul dengan penampilan yel-yel untuk terakhir kali, pembagian hadiah, dilanjutkan dengan pembagian blazer hima serta makan siang sebagai penutup kegiatan kami. Sisanya, kami membereskan kembali tenda, dan sesi foto full team, panitia dan peserta. Lalu saya dan teman-teman mulai membereskan barang bawaan serta merobohkan kemah. kemudian masing-masing merapikan barang bawaan dan menunggu jemputan untuk pulang. iya, kami kembali pulang dengan truck yang sama. untuk mengangkut seluruh peserta plus panitia dibutuhkan 2 buah truck. dan malangnya, kedua truck tersebut datang tidak bersamaan. Truck yang saya tumpangi datang lebih akhir, sehingga kami sempat merasakan gerimis dan kehujanan lagi di sore itu. Sembari menunggu jemputan datang, dalam kondisi hujan yang bertambah deras kami berteduh di sebuah tempat yang mereka sebut 'pendopo'. 

Sekian cerita perjalanan menyatu dengan alam saya pada kesempatan ini, cukup menyenangkan tapi banyak gelisahnya hahah. Namun, jujur saya senang karena berkesempatan untuk mencetak memori baru bersama orang-orang baru, ajuh lebih banyak lagi cerita jika saya uraikan mendetail, tapi biarlah untuk mengisi ingatan saya sendiri saja. Terima kasih teman-teman, para panitia, dan semesta meskipun sedikit tidak bersahabat :)

Berikut beberapa potret kegiatan yang saya tampilkan, semua foto adalah hak milik tim dokumentasi wkkwk



persiapan sebelum keberangkatan



cek yel-yel di lokasi

pendirian tenda


sesi games

api unggun dan pensi

senam pagi dan pemabagian sarapan


persembahan yel-yel untuk terakhir kali

pembagian hadiah wkwk

sesi foto bersama 


luv tim satu bgt :)
fadli, kimi, intan, yuki, nawal, aqib

sesi hukuman games 










Comments

Popular posts from this blog

MEMORI RAYA | 24 MEI 2020

RAYA KEDUA || 5 JUNI 2019

VACCINATED! | 02 JULI 2021