D I P E R A L A T ? || 30 Mei 2017

“ datang Cuma kalo ada maunya”

“ sok kenal kalo ada perlunya doang, bisanya manfaatin orang, kalo butuh datang. Kalo ga ditinggal”

“habis manis sepah dibuang

Kebanyakan orang akan menanggapinya denganmengatakan

 “ah kamu aja yang terlalu perasa” “ah kamu berlebihan, mudah tersinggung”.

Mungkin untuk anak usia SD atau SMP kita bisa memaknainya sebagai hal sepele yang dibesar-besarkan. Atau cuma sebatas main-main, namanya juga anak kecil.
Tapi akan berbeda artinya saat kita sudah memasuki usia dimana kita sudah berfikir ‘jernih’.
Rasanya pun akan berbeda. Takaran kecewa dan sakitnya pun jauh lebih besar. Menjadi hal yang cukup serius.

Sejauh ini yang saya rasakan, memang ada beberapa orang yang bersikap demikian. Sebut saja teman agar terdengar sedikit akrab. Ada teman  yang datang hanya untuk menuntaskan hajatnya. Ada. Banyaaak.

Merasa rugi? Atau bahkan tidak ikhlas?


Terlalu dangkal, terlalu anak SD pertanyaan itu. Begini, ketika kita membahas mengenai ini bukan berarti tidak ingin membantu, kalau memang ada perlu sesuatu atau bantuan ya silahkan, dengan senang hati, tapi ingat! semua tetap harus punya etika. 

Karena ada tipe orang yang ketika urusannya sudah selesai, ya sudah pergi dan lupa. kacang lupa kulit. Parahnya lagi sampai punya nyali menjatuhkan kita di depan orang lain. Seakan-akan kebaikan yang kita pernah berikan tertutup dengan kabut kesombongan yang begitu tebal,  ingin ia tunjukkan kehebatannya dihadapan orang-orang.

Jadi sebenarnya saya hanya ingin mempertegas kepada orang-orang yang menanggapi hal ini seperti yang telah saya sebutkan di atas, bahwa sebenarnya istilah diperalat itu ada, Orang-orang yang terdzalimi dengan perbuatan demikian itu ada. Banyak korbannya. orang-orang yang hobi memanfaatkan orang lain pun nyata wujudnya. Bahkan bisanya tidak jauh dari lingkungan kita.

apa yah? greget aja gitu loh. pengen cabik-cabik rasanya. heuuh kalo ga punya iman udah masukin ke lubang buaya kali orang-orang kaya gitu. lol
saking keselnya menghadapi orang-orang tersebut yasudah akhirnya lebih baik  memilih untuk diam, karena jika pun bertindak tak ada gunanya. Mereka pasti punya seribu satu cara untuk membalik cerita dari z ke a.

Apa yang selama ini tertanam dalam diri saya dan sangat saya syukuri adalah, belajar untuk selalu menempatkan diri dalam situasi dan posisi orang lain itu ternyata  perlu. Melihat segala sesuatu dari banyak sisi juga perlu. Untuk bekal kita agar tidak mudah menghakimi.Tidak mudah mencaci untuk sesuatu yang kita tidak mengerti. Jangan menafsirkan sesuatu dari apa yang terlihat dari mata saja, karena garam pun akan terlihat seperti gula sebelum kita mencicipi. 

Comments

Popular posts from this blog

MEMORI RAYA | 24 MEI 2020

RAYA KEDUA || 5 JUNI 2019

VACCINATED! | 02 JULI 2021