RAMADHAN KAREEM :)
selamat menunaikan ibadah puasa semuanyahhhh ;)
Tahun ini 1 Ramadhan jatuh pada tanggal 27 Mei 2017.
Dan sekarang sebenarnya sudah memasuki hari ke 3 puasa.
Alhamdulillah, sejauh ini masih lancar-lancar aja.
Btw, sebenarnya sejak dua minggu lalu tangan ini gatal
sekali ingin menulis di diary ataupun mengetik di blog, tapi selalu GAK
KESAMPEAN + GAK ADA WAKTU akhirnya banyak tumpukan draft di blog yang belum di
publish. Isinya sih ya catatan tentang kegiatan-kegiatan saya di sekolah, yang
mungkin akan saya publish kalau waktunya memungkinkan.
Kesel sih. Tapi mau gimana? Kegiatan sekolah benar-benar padat.
Dari persiapan untuk peringatan Isra’ Mi’raj, Bazaar makanan,
Hardiknas, peringatan Kartini yang tertunda (harusnya April malah Mei), UKK
(Ujian Kenaikan Kelas) disusul Acara Pelepasan Purna Siswa Kelas Akhir dan
pembagian hasil belajar. Kenapa acaranya berturut-turut silih berganti?
Udah kek ujian aja, haha. Alasannya, ngebut karena ngejar waktu sebelum
Ramadhan, karena ketika Ramadhan sudah tiba, kami sudah tidak boleh berkegiatan
di sekolah.
Gitu ceritanya. Wkwk.
Bicara soal puasa, saya selalu buka puasa cuma sama mama dan adik,
tanpa kakak dan babah. Sudah berjalan 2 tahun seperti ini. Kenapa? Allah punya
rencana :)
Kalo babah mah seperti biasa lah, kerja. Meski selalu terselip
keinginan beliau untuk merasakan berbuka puasa bersama keluarga yang tidak
pernah dapat terpenuhi, tidak apa-apa. Bukan sesuatu yang kami permasalahkan,
karena kami tahu beliau begitu, tidak semata-mata untuk memperoleh gajih, uang,
ataupun soal nafkah menafkahi.
Tapi lebih dari hanya sekedar itu, beliau ingin memberi manfaat
untuk orang lain, beliau ingin menjadi alasan dibalik senyum bahagia yang
ditunjukkan banyak orang kepada beliau, setelah kenyang menyantap makanan hasil
karya tangan beliau. Iya beliau seorang koki, juru masak kebanggaan keluarga.
Semoga Allah selalu limpahkan pahala atas kebaikan yang beliau berikan, sebagai
bentuk penghargaan atas setiap tetesan keringat dan keluasan hati beliau. Nawal
sayang Abah 💖💖
Kembali ke pembahasan mengenai puasa, puasa di Saudi Arabia
mungkin tidak se-seru puasa di Indonesia. Tapi, puasa di sini selalu punya
kenangan tersendiri yang sulit dilupakan, terlebih bagi anak-anak yang senasib
dengan saya, lahir dan tinggal disini. Ada hal-hal yang gak mungkin bisa kami
rasakan kalau jauh dari Saudi dan menjadi dilemma terbesar bagi mereka yang
sudah tidak berada di Saudi. Mulai dari makanan khas Ramadhan yang super
nikmat, suasananya, kebiasaan orang-orang disini dan berbagai rutinitas
lainnya.
Nah juga beberapa hari yang lalu saya sempat melihat
postingan anak Indonesia yang juga tinggal di Saudi, dia menuliskan beberapa
hal yang identik sekali dengan puasa di Saudi. Sambil membaca saya dibuat
ngangguk-ngangguk tanda sependapat.
Akhirnya saya terpikir “ohiya, kenapa ga saya bikin versi
saya juga, seru kayanya”
Jadi ceritanya all based on reality yah, haha.
Let’s take a look JA
- Cuma di bulan
Ramadhan toko-toko di Saudi bukanya malam. Bahkan siangnya tutup.
- Sepanjang bulan puasa
jam tidur tidak teratur, malam begadang pagi tidur.
- Gak berasa puasa kalo
gak makan samboosa, kubaibah, kunafa, syorbah, ‘ashir tuwt, subiya (I don’t
really know how to spell it in Indo, wkwk)
- Banyak orang jualan
Subiya or Sobia (don’t know the spelling, again -_-) di jalan.
-
Setiap hari selama Ramadhan selalu ada orang yang
membagikan Ta’jil untuk berbuka puasa di sepanjang jalan menuju masjidil Haram.
Biasanya yang paling sering box berisi satu botol air mineral, satu minuman
kemasan, kurma, ma’moul (kue kering isi kurma), dan cemilan manis lainnya.
-
Adzan magrib jam 7, isya jam 9 dan selesai tarawih
jam 11 malam.
-
Sholat tarawih 20 rakaat + witir 3 rakaat + qunut panjang,
masyaallah
- Tarawih di Masjidil Haram semalam menghabiskan 1 juz, tahajjud satu malam 3 juz.
- Kadang kalau lagi ga fokus, disaat orang-orang sujud sajdah kita malah rukuk sendiri. lol
- Tarawih di Masjidil Haram semalam menghabiskan 1 juz, tahajjud satu malam 3 juz.
- Kadang kalau lagi ga fokus, disaat orang-orang sujud sajdah kita malah rukuk sendiri. lol
-
10 hari terakhir di bulan Ramadhan, sholat tahajjud
berjamaah di Masjidil Haram pukul 1-3 pagi.
-
Pemandangan orang bergegas minum untuk terakhir kalinya
persis disaat adzan Subuh berkumandang & pemandangan jemaah umrah yang sholat di atas kursi bukan hal yang lumrah lagi .
-
Pasar –pasar penuh pembeli di malam hari.
Lanjut soal Tarawih, dulu waktu kecil saya ga pernah full tuh
sholatnya, jelas aja sih, jumlah rakaatnya yang terlalu banyak mungkin untuk
anak kecil. Biasanya saya Cuma sholat 5 kali salam atau 10 rakaat, habis itu
tidur di sejadah dan kembali bangun lagi kalau sudah masuk bagian witir . haha.
Tapi semenjak Kela 6 SD saya sholatnya full kok, tenang aja. Hihiii
Juga mengenai mereka yang Sholat di atas kursi, kebanyakn dari mereka adalah ibu-ibu yang sudah lanjut usia, yang sudah tidak mampu berdiri lama, jadi bukan karena malas melainkan uzur. Kebanyakan dari mereka biasanya ada yang berasal dari Mesir, Tunis dan sebagainya. Dan juga gak heran kalau lagi sholat di Masjidil Haram dan tiba-tiba menemukan beragam gerakan sholat yang agaknya sedikit berbeda dengan yang kita pelajari selama ini. dulu saya suka komentarin, saya tanya ke mama soal gerakan mereka yang berbeda. kata mama, beda gerakan tidak selalu berarti bid'ah atau pengikut ajaran yang salah. tapi bisa jadi dikarenakan budaya atau kebiasaan mereka yang sudah diajarkan sejak kecil seperti itu oleh leluhurnya.
Indah sih melihat keragaman dalam kesatuan. 'satu tapi beragam' gitu maksudnya, masya Allah.
Juga mengenai mereka yang Sholat di atas kursi, kebanyakn dari mereka adalah ibu-ibu yang sudah lanjut usia, yang sudah tidak mampu berdiri lama, jadi bukan karena malas melainkan uzur. Kebanyakan dari mereka biasanya ada yang berasal dari Mesir, Tunis dan sebagainya. Dan juga gak heran kalau lagi sholat di Masjidil Haram dan tiba-tiba menemukan beragam gerakan sholat yang agaknya sedikit berbeda dengan yang kita pelajari selama ini. dulu saya suka komentarin, saya tanya ke mama soal gerakan mereka yang berbeda. kata mama, beda gerakan tidak selalu berarti bid'ah atau pengikut ajaran yang salah. tapi bisa jadi dikarenakan budaya atau kebiasaan mereka yang sudah diajarkan sejak kecil seperti itu oleh leluhurnya.
Indah sih melihat keragaman dalam kesatuan. 'satu tapi beragam' gitu maksudnya, masya Allah.
Cukup segini aja kayanya yah, udah mulai pegel juga. Wkwk
Dadaaah 🙋👋
Comments
Post a Comment