UTBK || 14 APRIL 2019


Kilas balik sekian bulan sebelum hari ini,
Tidak terlalu peduli dan tidak pernah sadar betul kalau esok hari akan ada rintangan yang jauh lebih berat, hebat dan sakti.

Leyeh-leyeh, rutinitas setiap hari. Merasa sudah kelas 12 sebentar lagi lulus, lupa kalau akan banyak tes yang akan dijalani bagi yang tidak beruntung di jalur SNM, iya aku salah satunya.

Hari ini agak sedikit menyesal, tidak tahu dan tidak mencoba mencari tahu lebih awal. Akhirnya mencoba peruntungan di jalur kedua yang jatuh pada hari ini 14 April 2019. Berangkat menempuh waktu 1 setengah jam melintas di jalan ramai nan panjang menuju kota orang. Tentunya, dengan program lintas jurusan pula. Bisa dibayangkan ya. 15 hari persiapan belajar serba-serbi soshum padahal 3 tahun berkutat dengan puluhan tumpukan buku IPA yang terkenal tebal dan berat.

Satu malam sebelumnya, aku berniat memantapkan belajarku ketika di mobil saat perjalanan. Namun ada hal lain yang lebih menarik perhatianku,

Perbincangan antara supir dan salah seorang penumpang

"Sampean nonton debat lah pak malam tadi?" Ujar supir mencoba mencairkan suasana,

"Ohhh debat terakhir ya le? Tadi malam saya pulang setengah 10, e sudah selesai rupanya. Saya alih ai ke channel sebelah, dengar dangdut, seng Rame" Sahut bapak berusia di atas 50 tahun dengan logat khas jawa yang medok namun mencoba untuk bersahabat dengan dialek Dayak-Banjar.

"Oh gitu pak, Ulun tadi malem nonton setengah aja pang" sang supir menanggapi

"Apa Jokowi tu, nggandeng Maaruf cuma buat cari pendukung" balas beliau

"Prabowo kelihatan angkuh tahun lalu, tahun ini bagus pak"

"Sampean ndak takut kah Prabowo tu membangkitkan masa pemerintahan Soeharto"

Hanya tawa renyah sebagai balasan dari sang supir, yang bisa kubaca sebagai jawaban yang terdengar seprti 'agaknya saya tidak begitu yakin'

"Jadi Sampean ni pilih siapa nanti, pak?"

"Woh gampang wes tinggal cucuk aja bebarang yang mana kah" (ya gampang lah, tinggal coblos sembarang yang mana saja)

Padahal tadi malam aku sangat menunggu untuk menyaksikan debat Capres yang ke 5, namun hujan deras membuat sinyal tv tak sekuat biasanya.

Jadi pagi ini aku ditemani mama yang selalu setia,
Membuat aku sedikit khawatir jikalau akan membuatnya kecewa.

Memutar memori kembali, saat mama mengantar ke tempat mengaji pertama kali 13 tahun yang lalu,

Saat mama mengantar dan menemaniku ke sekolah untuk pertama kali 12 tahun yang lalu,

Saat mama mengantarku ke Karantina sebelum menjalani UN kelas 6 SD 6 tahun yang lalu,

Kini mama kembali menemaniku untuk menempuh langkah pertama menuju perguruan tinggi,

Terharu,

Dalam hati, mengucap syukur dan berdoa semoga Allah mengizinkan beliau untuk selalu menemaniku  di hari-hari pertamaku berikutnya, Amin.

Baba tidak kalah cemas dan begitu memperhatikan. Satu jam sebelum aku berangkat ke tempat, Baba sudah menelfon memastikan bahwa aku tidak terlambat pagi ini. 

Mengenai pengalaman saat menjalankan UTBK , aku memasuki ruang tes pada pukul 01.00 WITA, melewati 4 jam yang sangat berat dalam hidupku, menguji nasib.

Setiap 18 menit berlalu, terdengar helaan nafas yang cukup kuat dari 30 peserta termasuk aku, 30 orang yang sedang bersama berjuang dalam ruang rektorat. 

240 menit yang terasa lebih lama dari 365 hari, haha berlebihan aku tahu. Namun nyatanya begitu. 

Setelah selesai mengerjakan tes, aku segera keluar ruangan beserta teman-teman yang lain. 

Ternyata Kak Jumi, telah menungguku di lobby sejak lama. Ya Allah, selalu terenyuh  hatiku dengan kebaikan-kebaikan orang di sekelilingku.

Di luar sedang hujan tak begitu lebat, namun cukup deras untuk dikatakan gerimis.

Kak Jumi mengantarku untuk menemui mama yang menunggu di Mesjid area universitas. Tidak lama kemudian jemputan kamipun tiba. Aku dan mama segera memasuki mobil membalas lambaian tangan dari Kak Jumi melalui jendela.

Selesai sudah satu tantangan, selamat datang tantangan-tantangan lain :) 





Comments

Popular posts from this blog

MEMORI RAYA | 24 MEI 2020

RAYA KEDUA || 5 JUNI 2019

VACCINATED! | 02 JULI 2021