NSDC PALANGKA RAYA || 11-13 MEI 2018



Assalamu alaikum,

Aku kembali dengan cerita baruku. :)
Ada yang bersedia untuk membaca tidak ya? Semoga ya,
ya walaupun mungkin teman-teman berkunjung disini hanya karena  tidak sengaja membuka link blog-ku, bukan karena memang berniat untuk membaca, tapi tidak apa-apa, tidak masalah. Apapun itu, Terima kasih selalu kusampaikan kepada siapapun yang meluangkan waktu untuk membaca tulisan absurd-ku ini.

Tanpa banyak bertele-tele, langsung ku-mulai saja ya, karena sepertinya tulisanku ini akan menjadi sangaaaaaat panjang. Hihihii

Selasa, (08/05/2018) setelah selesai jam mata pelajaran penjaskes, tepatnya saat kami sedang bersantai menikmati waktu istirahat, tiba-tiba bapak kesiswaan datang menghampiriku dan memintaku untuk mengikuti lomba debat Bahasa Inggris sebagai perwakilan sekolah dan kabupaten yang akan diselenggarakan dari tanggal 11-13 Mei mendatang di Palangka Raya.

Teman-teman bisa bayangkan reaksiku saat itu, betapa terkejut dan tidak siapnya aku. aku berusaha menolak awalnya. Tapi beliau mengatakan bahwa tidak ada waktu lagi untuk menentukan calon peserta yang lain. Yang artinya dengan kata lain aku tidak diizinkan menolak. Akhirnya aku terima saja, dengan pikiran saat itu “kesempatan tidak datang dua kali” aku mencoba memberanikan diri walaupun kutahu betul aku tidak punya modal yang cukup, “modal nekat”. 

Semenjak itu, aku benar-benar bingung apa yang harus kupersiapkan dalam waktu yang hanya tersisa 2 hari. Sedangkan aku sama sekali tidak punya pengalaman dalam kasus debat, terlebih lagi berbahasa Inggris. Aku saja meragukan kemampuanku. 

Rabu (09/05/2018), kami bertiga  peserta yang akan diberangkatkan— menemui dua guru pengajar Bahasa Inggris yang akan membantu kami dan memberi sedikit pencerahan. Akhirnya dalam pertemuan itu aku ditetapkan sebagai  pembicara kedua atau ‘2nd speaker’ . sejujurnya, aku belum cukup puas dengan penjelasan beliau, tapi memang karena keterbatasan waktu dan pengalaman, mau gimana lagi?

Jum’at (11/05/2018), pagi pukul 8 aku sudah berada di tempat –kantor sekolah– menunggu jemputan. Oh iya, aku lupa menjelaskan bahwasanya kami bertiga merupakan perwakilan dari SMAN 1 yang akan mengikuti NSDC (National Schools Debate Championship) dan tiga orang perwakilan lainnya dari SMAN 2 yang akan mengikuti LDBI (Lomba Debat Bahasa Indonesia), kami ber-enam didampingi oleh seorang guru Bahasa Indonesia dari SMAN 2. Bapak Dedy, sejak saat kami memasuki mobil jemputan, beliau menjelaskan mekanisme keberangkatan dan hal-hal lain terkait dengan acara ini. Beliau ramah sekali, (pada bagian akhir akan ku sertakan impresiku terhadap beliau ya hihiii)

Pukul setengah 10 WIB kami berangkat, dan tiba di tempat pukul 12 WIB, tepatnya di Hotel Batu Suli Nasional, Palangka Raya.


Check in hotel di bagian receptionist, mengambil kunci dan kami diarahkan oleh petugas hotel. Kami ditempatkan di ruang nomor 145 bersebelahan dengan ruang 146  yang ditempati oleh teman-teman yang laki-laki. Kamar ukuran sedang dengan 2 tempat tidur, 1 single bed dan 1 ukuran double atau king size. Roommate ku adalah adik-adik kelas 10 dari SMAN 2, mereka asyik sekali, mudah berbaur dan sangat membantuku.

 Halo Fitha dan Dhea, kalau kalian membaca tulisanku ini.  Aku kangen kalian wkwkw :)

Setelah merapikan barang bawaan dan melaksanakan shalat dzhuhur, kami pun bersamaan makan siang bersama Bapak Dedy, (fyi, menu makan kami selama disana ditanggung oleh panitia dan dalam bentuk prasmanan atau ‘buffet’ wkwkwk)
Kemudian kami berjalan ke depan untuk mengisi formulir peserta dan mengambil bahan/ jadwal acara. Setelah itu kami kembali ke kamar dan beristirahat sejenak menunggu acara pembukaan yang akan dilaksanakan ba’da maghrib waktu setempat.

Lalu, kami terbangun pukul 6 sore, dan segera bersiap untuk shalat dan makan malam terlebih dahulu. Di ruang makan, pak Dedy sudah menunggu. Selama makan malam kami berbincang dengan beliau. Aku cukup banyak berbicara dengan beliau. Beliau terkejut saat mengetahui namaku ‘Nawal’, menurut beliau nama tersebut asing dan harusnya kepunyaan laki-laki. pantas saja sejak awal bertemu beliau memanggilku dengan sebutan Kavin –nama salah satu anggota tim ku

Hmm sepertinya aku perlu membuat tulisan yang membahas tuntas mengenai arti namaku, asal nama tersebut, dan seluruh seluk beluknya, bagaimana? LOL

Dan malam itu pak Dedy kembali terkejut kala mengetahui aku adalah anak pindahan dari sekolah luar negeri. Aku tak bermaksud untuk memberitahukan latar belakangku tapi untuk menjawab pertanyaan “Lulusan SMP mana, Wal?” aku tidak bisa berbohong. Jadilah perbincangan kami malam itu cukup seru, sempat degdegan ketika beliau mengatakan, “saya  mau tanya boleh ya Wal, kan kebetulan saya ini nasrani, saya protestan. Tapi saya sebagai guru bahasa ingin tau mengenai alqur’an. Menurut kamu seperti apa al-quran dan bagaimana pendapat kamu tentang cara orang Indonesia yang membaca alquran jika harus membandingkan dengan orang Arab aslinya?”
Tapi akhirnya aku bisa menjawab pertanyaan beliau dengan santai dan semampuku, ya karena itu tadi beliau such an easy going person and humble, jadi suasananya pun menjadi sangat nyaman ketika berbicara dengan beliau.

Lanjut~

Setelah acara pembukaan di aula Hotel Batu Suli Internasional, kami dikerahkan oleh panitia penyelenggara untuk diberikan pengarahan, motion dll. Kami diberikan 3 motion, yang harus kami kuasai betul, karena sistemnya, pemilihan motion akan ditentukan oleh juri sesaat sebelum mulai lomba.

Malam itu semua tim mempersiapkan dengan semaksimal mungkin, aku pun berusaha demikian, pukul 3 malam aku terbangun untuk kembali melanjutkan mencari materi. Karena banyak faktor dan perasaan yang berkecamuk gugup, takut, lelah, merasa tidak percaya diri dan merasa harus memenangkan lomba ini untuk membanggakan pihak sekolah,  sedangkan aku tahu kemampuanku sebesar apa, jadilah malam itu aku sempat menangis merutuki diriku sendiri ketika tidak seorangpun mengetahui aktivitasku. Terlebih melihat teman-teman yang lain seakan sudah sangat mantap menguasai materi dan saat itu mereka dapat tertidur dengan pulas. Sedangkan aku? :(

Sabtu, (12/05/2018) hari pelaksanaan lomba, aku sudah siap dengan seragam lengkapku namun teman-teman satu tim ku belum sama sekali. Dan saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 8. Seharusnya sepuluh menit sebelumnya kami sudah berkumpul di aula untuk diberikan pengarahan terakhir sebelum lomba dimulai. Kejadian itu membuat aku semakin ketar-ketir dan gugup yang semakin tak tertolong.

Dan malangnya lagi, kami adalah peserta debat sesi pertama dan (lagi) aku tidak menguasai topik yang diberikan.  Karena motion yang diberikan adalah motion urutan terakhir, dimana semalam aku hanya sempat terfokus pada dua topik/motion sebelumnya. Lengkaplah ketakutanku pagi itu.

Hari itu terasa sangat panjang dan melelahkan, setelah selesai lomba, kami kembali dikumpulkan untuk pengumuman tim pemenang dan penyelesaian administrasi dll. Hatiku sempat kembali tidak sehat ketika mendengar nama-nama pemenang disebutkan. Dan sempat kembali merasa aku bukan apa-apa, tidak terima, ingin menyalahkan tapi menyalahkan siapa? dan  membuat aku menyadari ilmuku sangat minim. Kalian ngertikan rasanya seperti apa ketika berada di titik terendah? . Ya Allah, sedih loh ini beneran.  Hiks

Tapi, aku juga sadar bahwa hasil tidak pernah mengkhianati proses. Pasti mereka yang menang sudah melewati proses yang sulit, sehingga keringat mereka patut terbayarkan. Dan juga, juri pasti telah menyeleksi yang terbaik, memilih dan menentukan pemenang berdasarkan  banyak pertimbangan dan dilihat dari kemampuan. Aku menyimpulkan bahwa bisa dan mengerti Bahasa Inggris bukan berarti pandai berdebat. Debat perlu orang dengan level yang lebih tinggi dari hanya sekedar bisa, tapi juga mampu berfikir kritis dan percaya diri. Tak cukup sampai disitu, karena jam terbang juga memang menjadi pendukung utama. They deserve it!

Anyway, malam itu setidaknya aku bisa cukup tenang ketika punya teman-teman/ roommate yang tahu cara membangkitkan semangatku. Malam itu kami menonton TV bersama, menghabiskan malam kebersamaan sebelum kembali ke rumah masing-masing. Sebelumnya kami melakukan delivery order KFC untuk makan malam untuk turut membahagiakan perut kami dan untuk energi kami yang telah banyak terkuras.

Singkat cerita, malam itu kami tertidur tanpa mematikan TV. Lalu pagi harinya (Minggu, 13/05/2018) kami bersiap merapikan barang bawaan sembari menunggu jemputan. Karena mobil yang akan menjemput kami akan datang pada siang hari, lalu kami bertiga memutuskun untuk berjalan kedepan dan membeli KFC (lagi) untuk mengganjal perut, sebagai sarapan sekaligus makan siang kami.

Pukul 12.30 kami dijemput, dan menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 Jam, kembali ke rumah masing-masing dan menjalani rutinitas seperti biasa. LEGAAAA AKHIRNYA SELESAIII

Untuk proses berjalannya debat, aku tidak akan menjelaskan lebih jauh. Karena entah aku tidak ingin membaginya, ada cerita buruk bagiku di dalamnya yang aku selalu sesalkan dan aku pribadi sampai detik ini belum bisa menerimanya. Tapi aku tidak pernah menyesal mengikuti lomba ini, karena jauh lebih banyak nilai kebaikan yang kudapatkan dan patut kusyukuri ketimbang mengeluh dan terfokus pada yang bersifat negative. Mulai dari mendapat teman-teman baru, ilmu baru, dan pengalaman baru yang menarik. Setidaknya aku mencoba, iya kan?

Sebagai bentuk tanggung jawab, aku memenuhi janjiku diatas. Aku akan menyertakan sedikit impresiku terhadap bapak Dedy, beliau adalah orang yang sangat ramah sekali. Berbicara dengan beliau tidak cukup 2/3 jam sepertinya. Dan menurut cerita dari teman-teman yang menjadi murid beliau, beliau memang guru yang disenangi murid dan dekat dengan murid. Cara beliau mengajar perlu diacungi jempol karena beliau selalu punya cara baru untuk menyampaikan materi  menurut mereka. Dan sepertinya aku menyetujui pernyataan itu. Beliau menjadi salah satu orang yang menginspirasiku.

Hmm sebagai penutup, aku ingin menyampaikan terima kasihku pada semua orang yang terlibat, terlebih untuk guru-guru dan teman-teman satu tim. Kehadiran Ibu Elis dan Ibu Alus selaku tenaga pengajar mapel Bahasa Inggris di sekolahku, cukup membantu dan membuka mataku perihal dunia perdebatan. Terima kasih untuk teman-teman berjuangku, Kavin dan Paringga. Meskipun memang kita tidak terlalu dekat, tidak ada chemistry kuat diantara kita. Hahaa :)

Cukup sampai disini aja ya, sekian.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

MEMORI RAYA | 24 MEI 2020

RAYA KEDUA || 5 JUNI 2019

VACCINATED! | 02 JULI 2021